Untukmu Yang Tak Berhenti Bertanya ???

22:42


Sering kita melihat bagaimana orantua memaksa anaknya memilih karir berdasarkan ketetapan dari orang tuanya , nak nanti kalau sudah besar jadi ahli hukum ya seperti ayah , nak kalau bisa nanti kalau sudah besar harus lebih besar dari ayah jadi dosen  , ayah sekarang hanya seorang guru , ibunya berkata nak nanti kalau besar kerja di kantoran ya karena ibu sudah cukup susah menjadi petani

Pertanyaan besar kita karir setiap anak-anak kita siapa menjalankan , siapa yang menggeluti , berkumpul dengan masalah-masalah yang terjadi dalam perjalanan karirnya ?? orang tua ataukah anaknya , siapa nantinya yang akan mengalami kegagalan-kegagalan karir dalam pekerjaannya orang tua apakah anaknya . siapakah yang menjalani setiap kepenatan dan tekanan yang terjadi dalam pekerjaannya orang tua apakah anaknya ???



Sukakah orang tua merasakan kepedihan anaknya yang menjalani karir sepanjang hidupnya , sedangkan si anak menjalankan karir dengan hati yang terpaksa , proses menjalani karir dengan setengah-setengah , dokter yang setengah , guru yang setengah , politisi yang setengah , aparat keamanan yang setengah , setengahnya lagi adalah rasa penyesalan si anak atas pekerjaan yang digelutinya ,jika rasa penyesalan itu terus membanyangi ?? maka si anak ah sudahlah tak apa saya memberikan obat dari perusahaan yang membayar saya , ah sudahlah saya mengajarkan materi ajar yang tak berhubungan dengan keahlian siswa , ah sudahlah rakyat mengemis kelaparan sementara makananya kumakan , maka aparat keamanan menjawab ah tak apa walalupun mereka terlalu kenyang toh saya juga ikut menyuapi nasinya .........

Bagaimana setiap sektor di masyarakat jika dalam setiap sektornya hanya diisi dengan orang-orang yang berhati setengah-setengah  , bagaimana sektor ekonomi yang lain jika para orang-orang ahlinya disuruh ibunya bekerja dikantor semua , siapa yang ahli menjadi petani , siapa yang ahli menjadi tukang kebun , siapa yang ahli menjadi peternak , siapa yang ahli menangani bencana , siapa yang ahli menjadi ilmuan di bidang-bidang tertentu ...jika semua berebut kerja di kursi empuk dan melihat monitor ...

Kemana semua pasokan bahan makanan yang kualitas jika kita setiap tahunnya mengimpor bahan baku pangan dari luar negeri apakah kata-kata berdikari yang kita gaungkan dari jaman kemerdekaan sudah mulai hilang ditelan arus global...bagaimana kita mengelola bahan baku karet, kayu, kulit , kapas jika kita hanya mengirimnya di luar negeri dan kita beli lagi karena tak ada ilmuan-ilmuan yang lahir dari ibu pertiwi .........

Timbul pertanyaan dalam hati apakah sekarang waktunya berhenti , berhenti kepada orang tua yang memaksakan karir anaknya , berhenti terhadap mengintervensi bakat-bakat anak kita yang terpendam , berhenti gengsi karena anaknya tidak memakai dasi ketika berangkat bekerja , tak memakai kemeja ketika mencium tangan kita , berhenti mengecam mereka jika tidak menuruti setiap kemauan orang tua ?? .......... bagaimana jika setiap orang tua tak mau berhenti menuntun anaknya dengan sebilah tali yang membelenggu tangannya , bangsa ini menunggu generasi yang mengisi kemerdekaan dengan sebuah kebanggaan para penjuang terhadulu .... kebanggaan bebas dari penjajahan di setiap lapisan sektor masyarakat.....bagaiman arti kemerdekaan ini sekarang

Apakah di hari kemudian kemerdekaan indonesia hanya diisi oleh orang-orang kantoran ......... dimanakah lapangan kosong yang lain ........

Untukmu yang tak berhenti bertanya ?...........................

Catatan aristoteles

"mengerjakan apa yang engkau sukai , tidak lah penting , yang penting adalah ialah menyukai apa yang engkau kerjakan "

dan itu didalam jiwamu .........



You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts